absolute-candy
Jumat, 26 Februari 2016
Pilihan Banyuwangi Kembangkan Wisata Minat Khusus Dinilai Sudah Tepat
Banyuwangi - Banyuwangi tengah fokus mengembangkan wisata minat khusus dibandingkan dengan mass tourism. Hal ini sesuai dengan karakteristik daerah tersebut yang kaya wisata alam dan budaya.
Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menilai pilihan pengembangan pariwisata Kabupaten Banyuwangi yang tak menggarap segmen mass tourism (pariwisata yang bersifat massal) sudah tepat sesuai dengan karakteristik daerah berjuluk Sunrise of Java itu.
Banyuwangi tinggal meningkatkan branding agar semakin dikenal di dunia global. Apalagi, setelah Banyuwangi berhasil meraih penghargaan dari Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (The United Nations World Tourism Organization/UNWTO) untuk kategori "Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola Pariwisata".
"Terus terang saja, tidak banyak daerah yang punya visi pengembangan wisata seperti Banyuwangi. Kabupaten ini sejak awal positioning-nya langsung yang bukan bersifat mass tourism. Dan ini harus terus konsisten," ujar Asisten Deputi Pengembangan Komunikasi Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar, Noviendie Makalam saat mengunjungi desa adat Kemiren, Banyuwangi, Jumat (26/2/2016) malam.
Dia mengatakan, Banyuwangi sengaja memilih ekoturisme yang menjual keindahan alam dan kekayaan seni-budaya. Wisata minat khusus (special interest tourism) juga mendukung konsep ekoturisme dengan pengembangan destinasi Pulau Tabuhan Banyuwangi untuk selancar layang dan selancar angin.
"Banyuwangi menjual lokalitasnya, sangat spesial dan unik. Festival-festival budaya berpadu dengan destinasi alam. Konsepnya jelas. Ini kami dukung. Kemenpar telah memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM wisata, seperti akhir pekan ini kami melatih praktisi wisata tradisi dan para penyelamat pantai. Sekolah Tinggi Pariwisata juga kami libatkan untuk meningkatkan kapasitas SDM wisata di Banyuwangi," kata Noviendie.
Dengan segmentasi wisata yang fokus, lebih mudah bagi Banyuwangi untuk menerapkan strategi pemasaran maupun strategi pengembangan lainnya.
Turis yang datang langsung tersegmentasi dari kelompok tertentu dengan belanja yang cukup besar, seperti penggemar selancar, pencinta petualangan, dan penikmat seni-budaya.
Kemenpar, sambung Noviendie, mengapresiasi berbagai langkah yang telah dilakukan Banyuwangi. Banyuwangi dinilai tidak selalu menunggu bantuan pemerintah pusat.
Pada awal-awal pengembangan pariwisata, Banyuwangi bahkan bergerak sendiri, seperti menyelenggarakan International Tour de Banyuwangi Ijen dan berbagai festival lain secara mandiri. Baru setelah Banyuwangi mendapat pengakuan banyak pihak, berbagai elemen mendukung langkah kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa itu.
"Kemenpar terus mendukung daerah yang punya geliat dan visi wisata. Tahun ini kami bakal meningkatkan pemasaran Banyuwangi. Kami bikin komunikasi pemasaran terpadu, integrated marketing communication untuk Banyuwangi agar semakin mendunia. Kami siapkan agency global untuk promosikan Banyuwangi. Kami menilai Banyuwangi sebagai destinasi siap jual,” ujarnya.
Selain itu, Kemenpar bakal memfasilitasi pembangunan jetty sebagai infrastruktur penunjang destinasi di Grand Watudodol dan Pulau Tabuhan, dua destinasi wisata di Banyuwangi yang kini mulai ramai dibanjiri wisatawan.
"Tentu juga ada pelatihan peningkatan kapasitas SDM pariwisata," kata dia.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya terus berbenah untuk mengembangkan sektor wisata.
"Kami berterima kasih atas support dari Kementerian Pariwisata. Juga kepada Pemprov Jatim yang telah ikut membantu promosi kami," kata Anas.
Pariwisata menjadi andalan karena efektif dalam mendongkrak ekonomi lokal. Pariwisata ikut meningkatkan pendapatan per kapita warga Banyuwangi yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) melonjak 62 persen dari Rp20,8 juta (2010) menjadi Rp33,6 juta per kapita per tahun (2014).
Geliat bisnis dan pariwisata juga ditunjukkan lewat lonjakan jumlah penumpang di Bandara Blimbingsari Banyuwangi yang mencapai 1.308 persen dari hanya 7.826 penumpang (2011) menjadi 110.234 penumpang (2015).
"Tahun ini kami menyiapkan sejumlah inovasi, seperti Banyuwangi Weekend. Dalam waktu dekat kami luncurkan," tutup Anas.
Sumber : http://travel.detik.com/read/2016/02/27/103320/3152428/1382/pilihan-banyuwangi-kembangkan-wisata-minat-khusus-dinilai-sudah-tepat
Pulau Tidung
Langganan:
Postingan (Atom)